BAB I

A. Latar Belakang
Manajemen
merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang kehidupan. Dengan manajemen,
kinerja sebuah organisasi dapat berjalan secara maksimal. Demikian juga dengan
lembaga pendidikan. Dengan manajemen yang baik, maka sebuah institusi
pendidikan akan dapat berkembang secara optimal sebagaimana diharapkan. Manajemen
pendidikan di Indonesia merupakan titik sentral dalam mewujudkan tujuan
pembangunan Sumber Daya Manusia. Masalah manajemen pendidikan merupakan salah
satu masalah pokok yang menimbulkan krisis dalam dunia pendidikan Indonesia.
Kondisi ini disebabkan karena tidak adanya tenaga-tenaga administrator
pendidikan yang profesional. Oleh karena itu, hal penting yang harus
dipertimbangkan bagi sebuah institusi pendidikan adalah adanya tenaga
administrator pendidikan yang profesional. Dalam pengelolaan administrasi
pendidikan, diperlukan kualitas personil yang memadai, dalam arti penempatan
orang yang tepat sesuai dengan kompetensi yang diperlukan untuk kinerja yang
efektif dan efisien.
Faktor manajemen merupakan salah
satu faktor yang dapat memberikan efek terhadap kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru, dan prestasi
belajar siswa.
Rendahnya
kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat
pembangunan dan perkembangan pendidikan.
Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan
berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur
pendidikan formal, informal, maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar
sampai pendidikan tinggi (Mulyasa,2004:4).
Keberhasilan
pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam
mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah adalah pimpinan di sekolah. Kepala sekolah merupakan
salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja
guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan
pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal tersebut menjadi
lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah,
yang menghendaki dukungan kinerja
yang efektif dan efisien.
Kepala sekolah
sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan
sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan
luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus
dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan
tenaga kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian
atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin
sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah
harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja
sehingga kinerja guru selalu terjaga.
Sardiman
(2005:125) mengemukakan bahwa guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam
proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya
manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru harus
berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional,
sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak
semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi
juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai
pembimbing yang memberikan pengarahkan dan menuntun siswa dalam belajar.
Dalam usaha
mewujudkan tujuan pendidikan, manajemen merupakan faktor yang sangat penting.
Oleh karena itu, agar pendidikan dapat maju, maka harus dikelola oleh
administrator pendidikan yang profesional. Disamping pentingnya administrator
pendidikan yang profesional, usaha yang penting dalam pencapaian tujuan
pendidikan adalah kerjasama yang baik antara semua unsur yang ada, termasuk
mendayagunakan seluruh sarana dan prasarana pendidikan. Dalam konteks inilah,
administrator pendidikan memegang peranan yang cukup penting.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 1992 pasal 3 ayat 3 dijelaskan bahwa pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah. Kepala sekolah sebagai salah satu pengelola satuan pendidikan juga disebut sebagai administrator, dan disebut juga sebagai manajer pendidikan. Maju mundurnya kinerja sebuah organisasi ditentukan oleh sang manajer. Kepala sekolah sebagai manajer merupakan pemegang kunci maju mundurnya sekolah.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 1992 pasal 3 ayat 3 dijelaskan bahwa pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah. Kepala sekolah sebagai salah satu pengelola satuan pendidikan juga disebut sebagai administrator, dan disebut juga sebagai manajer pendidikan. Maju mundurnya kinerja sebuah organisasi ditentukan oleh sang manajer. Kepala sekolah sebagai manajer merupakan pemegang kunci maju mundurnya sekolah.
Dalam
pelaksanaan tugasnya mendidik, guru memiliki sifat dan perilaku yang berbeda.
Ada yang bersemangat dan penuh tanggung jawab, ada juga guru yang dalam
melakukan pekerjaan itu tanpa dilandasi rasa tanggung jawab. Selain itu, ada
juga guru yang sering membolos, datang tidak tepat pada waktunya dan tidak
mematuhi peraturan yang ada. Dengan adanya guru yang mempunyai kinerja rendah,
sekolah akan sulit untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan.
Berdasarkan
penjelasan di atas diketahui bahwa untuk meningkatkan profesionalisme guru
diperlukan kesadaran dan tanggung jawab yang penuh dalam diri seorang guru. Hal
ini dapat diupayakan dengan meningkatkan peranan kepala sekolah dalam
membimbing bawahannya untuk melaksanakan tugas sebagaimana mestinya.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang, masalah yang dibahas dapat dirumuskan yaitu bagaimana
pengaruh kepemimpinan kepala
sekolah terhadap motivasi dan kinerja
guru.
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi dan kinerja guru adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan dimana diawali dengan peningkatan sumber daya
pengajar melalui peningkatan motivasi dan kinerja guru.
D.
Manfaat Penulisan
Manfaat
dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.
Memberikan informasi kepada kepala sekolah tentang
peningkatan motivasi dan kinerja bagi guru
2.
Sebagai bahan acuan
bagi kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A. Konsep Kepemimpinan
Teori
kepemimpinan merupakan suatu penggeneralisasian dari suatu seri fakta perilaku
pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinan, dengan menekankan latar belakang
historis, sebab musabab timbulnya kepemimpinan, persyaratan untuk menjadi
pemimpin, sifat-sifat yang diperlukan oleh seorang pemimpin, tugas-tugas pokok
pemimpin dan fungsinya, serta etika profesi yang perlu diperhatikan oleh
seorang pemimpin.
Anita Handayani
(2009: 4) menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing
suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan dari kelompok tersebut.
Sedangkan Heruni Amalia (2008: 3) berpendapat bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam memberikan pengaruh kepada
orang lain untuk melakukan sesuatu yang merupakan tujuan bersama.
Adapun Soetopo (2004:1)
berpendapat bahwa kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu
kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu
tujuan bersama.
Sedangkan
menurut Handoko (2005:294) bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai
seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai sasaran.
Dari berbagai
pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan seorang pemimpian untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk
bekerjasama mencapai suatu tujuan kelompok.
Kartini
Kartono (1990: 44) menjelaskan bahwa pemimpin yang baik harus pandai menjunjung
martabat diri dan harga diri, namun dia tidak angkuh, sombong dan menganggap
dirinya paling super dalam segala hal. Dia dihormati oleh lingkungannya, namun
dia juga menghormati sesama dan orang-orang yang dipimpinnya karena dia selalu
pandai dalam bertimbang rasa. Dia juga
selalu bersikap rendah hati, tanpa disertai rendah diri, sehingga sikapnya
selalu terbuka serta reseptif, tanpa dibebani oleh perasaan-perasaan superior
yang bisa membuat dirinya menjadi angkuh dan sewenang-wenang terhadap
lingkungannya.
Berdasarkan
penjelasan di atas, maka diketahui bahwa kriteria seorang pemimpin (kepala
sekolah) yang ideal adalah:
1.
Menjunjung martabat
diri dan harga diri
2.
Tidak angkuh, sombong
dan menganggap diri sendiri paling super dalam segala hal
3.
Pandai bertimbang rasa
sehingga ia menghormati sesama dan bawahannya
4.
Bersikap rendah hati
tanpa disertai rendah diri
5.
Selalu bersikap terbuka
6.
Tidak sewenang-wenang
terhadap lingkungannya
Kepemimpinan yang efektif selalu
memanfaatkan kerja sama dengan bawahan untuk mencapai cita-cita organisasi.
Dengan cara seperti itu pemimpin akan banyak mendapat bantuan pikiran,
semangat, dan tenaga dari bawahan yang akan menimbulkan semangat bersama dan
rasa persatuan, sehingga akan memudahkan proses pendelegasian dan pemecahan
masalah yang semuanya memajukan perencanaan pendidikan.
Wahjosumidjo (2002:4) mengemukakan bahwa deskripsi tugas dan tanggung
jawab seorang pemimpin, dalam hal ini kepala sekolah dapat dilihat dari dua fungsi, yaitu kepala
sekolah sebagai administrator dan sebagai supervisor. Kepala sekolah sebagai
administrator di sekolah mempunyai tugas
dan tanggung jawab atas seluruh proses manajerial yang mencakup perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan terhadap seluruh bidang garapan
yang menjadi tanggung jawab sekolah . Bidang garapan manajemen tersebut dapat
meliputi bidang personalia, siswa, tata usaha, kurikulum, keuangan, sarana dan
prasarana, hubungan sekolah dan masyarakat
serta unit penunjang lainnya.
Sedangkan, kepala sekolah sebagai supervisor berkaitan dengan
kegiatan–kegiatan pelayanan terhadap peningkatan kemampuan profesionalisme guru
dalam rangka mencapai proses pembelajaran yang berkualitas. Untuk dapat
melakukan tugas dan tanggung jawab tersebut, kepala sekolah perlu memiliki berbagai kemampuan yang
diperlukan. Menurut Katz bahwa kemampuan manajerial itu meliputi technical
skill (kemampuan teknik), human skill (kemampuan hubungan
kemanusiaan), dan conceptual skill (kemampuan konseptual). Kemampuan
teknik adalah kemampuan yang berhubungan erat dengan penggunaan alat-alat, prosedur,
metode dan teknik dalam suatu aktivitas manajemen secara benar (working with
things). Sedangkan, kemampuan hubungan kemanusiaan merupakan kemampuan
untuk menciptakan dan membina hubungan baik, memahami dan mendorong
orang lain sehingga mereka bekerja secara suka rela, tiada paksaan dan
lebih produktif (working with people). Kemampuan konseptual adalah kemampuan
mental untuk mengkoordinasikan, dan memadukan semua kepentingan serta kegiatan organisasi.
Dengan kata lain, kemampuan konseptual ini terkait dengan kemampuan untuk
membuat konsep (working with ideas) tentang berbagai hal dalam lembaga
yang dipimpinnya (Wahjosumidjo (2002:14).
Seiring dengan perubahan
paradigma desentralisasi pendidikan dan otonomisasi sekolah/madrasah dengan
diberlakukannya suatu model manajemen school based management, maka kepala
sekolah sebagai top manajemen di sekolah mempunyai kedudukan yang sangat penting dan
strategis. Bahkan menurut hasil studi dari Lipham disebutkan bahwa keberhasilan
suatu sekolah (madrasah) sangat ditentukan oleh kemampuan kepala
madrasah/sekolah dalam mengelola dan memimpin lembaganya.
B.
Kinerja Guru
Kinerja (performance)
merupakan aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang
dibebankan kepadanya. Pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab tersebut merupakan pengekspresian seluruh potensi dan
kemampuan yang dimiliki seseorang serta menuntut adanya kepemilikan yang penuh
dan menyeluruh. Dengan demikian, munculnya kinerja seseorang merupakan akibat
dari adanya suatu pekerjaan atau tugas yang dilakukan dalam kurun waktu
tertentu sesuai dengan profesi dan job deskcription individu yang
bersangkutan. Sebutan guru dapat menunjukkan suatu profesi atau jabatan
fungsional dalam bidang pendidikan dan pembelajaran, atau seseorang yang
menduduki dan melaksanakan tugas dalam bidang pendidikan dan pembelajaran.
Berdasarkan pengertian
tentang kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil atau taraf
kesuksesan yang dicapai seseorang dalam bidang pekerjaannya menurut kriteria
tertentu dan dievaluasi oleh orang-orang tertentu terutama atasan pegawai yang
bersangkutan.
Kinerja
yang dilakukan oleh guru akan bernilai tinggi jika didukung oleh beberapa
faktor pendukung. Maryati (2009: 2)
menjelaskan bahwa faktor pendukung tingginya kinerja guru ada dua, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam
diri guru itu sendiri, seperti motivasi, semangat bekerja, keinginan yang kuat
untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan sebagainya. Sedangkan faktor
ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri guru, seperti kondisi sekolah,
peranan kepala sekolah, keadaan anak
didik, perlengkapan tugas yang lengkap dan sebagainya. Semua faktor-faktor
tersebut turut menentukan tinggi atau rendahnya kinerja guru.
C.
Tugas dan
Tanggung Jawab Guru
Dalam pengertian yang sederhana, guru
adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam
pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat
tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di mesjid,
di surau atau mushalla, di rumah dan sebagainya. Namun guru yang dibahas pada
penelitian ini adalah guru yanhg bertugas melaksanakan kegiatan pendidikan di
lembaga pendidikan formal atau sekolah.
Syaiful Bahri Djamarah (2008:37).menjelaskan,
“Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu
profesi”.
Uraian di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
tugas guru untuk mendidik berarti guru berkewajiban untuk meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik, tugas guru sebagai pengajar
berarti guru berkewajiban untuk meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi kepada anak didik, sedangkan tugas guru sebagai pelatih berarti
guru berkewajiban untuk mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam
kehidupan demi masa depan anak didik.
Bila dilihat
tugas guru pada umumnya, maka E Mulyasa (2006: 54) membagi tugas tersebut dalam
tiga bahagian, yang meliputi: tugas profesional, tugas personal, dan tugas
sosial.
Sesungguhnya guru yang bertanggung jawab memiliki
beberapa sifat, yang menurut Wens Tanlain dalam Syaiful Bahri Djamarah (2008:
53) adalah:
1)
Menerima dan mematuhi
norma, nilai-nilai kemanusiaan
2)
Memikul tugas mendidik
dengan bebas, berani gembira (tugas tidak dijadikan sebagai beban)
3)
Sadar akan nilai-nilai
yang berkaitan dengan perbuatannya serta akibat-akibat yang timbul
4)
Menghargai orang lain,
termasuk anak didik
5)
Bijaksana dan
hati-hati (tidak nekat, tidak sembrono,
tidak singkat akal)
6)
Takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
Jadi guru harus bertanggung jawab
atas segala sikap, tingkah laku dan perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan
watak anak didik. Dengan demikian, tanggung jawab guru adalah untuk membentuk
anak didik agar menjadi orang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa,
dan bangsa di masa yang akan datang.
D. Motivasi Kerja
Etos
kerja berhubungan dengan motivasi. Seorang pekerja yang termotivasi maka ia
akan memiliki etos kerja yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjan yang menjadi
tugasnya.
Motivasi berasal dari
bahasa Latin, Mavere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Dipandang dari
arti katanya, motivasi berarti pemberian energi untuk membangkitkan dorongan
dari dalam diri yang perlu dipenuhi agar
seseorang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya sehingga tercapai
tujuannya.
Motivasi hanya dapat diberikan kepada orang-orang yang mampu untuk
mengerjakan pekerjaannya. Bagi orang-orang yang tidak mampu mengerjakan
pekerjaan tersebut, tidak perlu dimotivasi karena percuma, Memotivasi itu
sangat sulit, karena pemimpin sulit untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan
yang diperlukan bawahan dari pekerjaan tersebut.
Adapun tujuan dari pemberian motivasi menurut Ratutiro
(2008:12) adalah sebagai berikut:
1.
Mendorong
gairah dan semangat kerja bawahan
2.
Meningkatkan
moral dan kepuasan kerja bawahan
3.
Meningkatkan
produktivitas kerja bawahan
4.
Mempertahankan
loyalitas dan kestabilan kerja
5.
Meningkatkan
kedisiplinan
6.
Mengefektifkan
pengadaan bawahan
7.
Menciptakan
suasana dan hubungan kerja yang baik
8.
Meningkatkan
kreativitas dan partisipasi bawahan
9.
Meningkatkan
kesejahteraan bawahan
10.
Mempertinggi
rasa tanggung jawab bawahan terhadap tugas-tugasnya
11.
Meningkatkan
efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
E. Upaya Kepala
Sekolah Untuk Meningkatkan Motivasi dan Kinerja Guru
Dalam posisinya
sebagai administrator dan manajer pendidikan, kepala sekolah diharapkan
memiliki kemampuan profesional dan keterampilan yang memadai untuk meningkatkan
motivasi dan kinerja guru. Apabila guru telah termotivasi dan meningkatkan
kinerjanya, berarti kepala sekolah telah berhasil dalam upaya memajukan
pendidikan di sekolahnya.
Keterampilan–keterampilan
yang diperlukan dalam mencapai keberhasilan sekolah, yaitu keterampilan
konseptual, keterampilan hubungan dan keterampilan tehnikal. Keterampilan
konseptual meliputi; kemampuan melihat sekolah dan semua program pendidikan
sebagai suatu keseluruhan. Keterampilan hubungan manusia meliputi; kemampuan
menjalin hubungan kerjasama secara efektif dan efisien dengan personel sekolah,
baik secara perorangan maupun kelompok.. Keterampilan tehnikal merupakan kecakapan
dan keahlihan yang harus dimiliki kepala sekolah meliputi metode-metode,
proses-proses, prosedur dan tehnik pengelolaan kelas.
Dengan kemampuan
profesional manajemen pendidikan, kepala sekolah diharapkan dapat menyusun
program sekolah yang efektif, menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan
membangun unjuk kerja personel sekolah serta dapat membimbing guru melaksanakan
proses pembelajaran. Di sekolah, kepala sekolah senantiasa berinteraksi dengan
guru bawahannya, memonitor dan menilai kegiatan mereka sehari-hari. Rendahnya
kinerja guru akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas yang pada gilirannya
akan berpengaruh pula terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Pada kondisi
semacam ini, kepala sekolah memegang peranan penting, karena dapat memberikan iklim
yang memungkinkan bagi guru berkarya dengan penuh semangat. Dengan keterampilan
manajerial yang dimiliki, kepala sekolah membangun dan mempertahankan kinerja
guru yang positif.

PEMECAHAN
MASALAH
Kepala
sekolah sangat berperan dalam semua kegiatan pendidikan di sekolah, utamanya di
Sekolah Dasar. Selain berfungsi sebagai administrator sekolah, kepala
sekolah juga berfungsi sebagai pengambil
kebijakan dan keputusan tertinggi di sekolah sekaligus dapat menindak tegas
guru bantunya yang memiliki kinerja rendah atau tidak profesional dalam
menjalankan tugas sebagai guru.
Seorang
kepala sekolah dapat menunjukkan pengaruhnya sebagai seorang pemimpin apabila
mampu menciptakan hasil kerja yang lebih baik. Oleh karena itu, merupakan hal
yang sangat menguntungkan apabila para kepala sekolah dapat menerapkan
kepemimpinan di sekolah dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru melalui
peningkatan motivasi dan kinerja agar menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Hal-hal
yang perlu diupayakan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan motivasi dan
kinerja guru adalah:
1.
Berusaha menjadi
pemimpin yang bisa diteladani oleh guru
2.
Bertindak sebagai agen
perubahan dengan memberikan contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu
perubahan yang lebih baik
3.
Menciptakan visi yang
dapat diyakini oleh semua komponen pendidikan di sekolah (guru, staf, orang tua
siswa, masyarakat, dan pemerintah)
4.
Memberdayakan guru
untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif di lingkungan sekolah
5.
Memberikan dorongan
kepada guru agar mereka termotivasi untuk melaksanakan tugas dengan baik
6.
Mendengarkan pendapat
guru untuk mengembangkan semangat kerja
sama sehingga guru merasa dihargai dan mereka dapat sadar dengan sendirinya
untuk meningkatkan kinerjanya sebagai guru yang disiplin dan profesional
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat diperoleh dari makalah pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi dan kinerja guru
ini adalah sebagai berikut:
1.
Kepala sekolah adalah
sosok yang sangat berpengaruh terhadap kesuksesan suatu institusi pendidikan.
Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus berupaya untuk
meningkatkan motivasi dan kinerja guru agar mereka dapat menjalankan tugas dan
kewajibannya dengan baik.
2.
Motivasi merupakan
aspek yang sangat penting dalam melakukan suatu pekerjaan. Orang yang
termotivasi akan melaksanakan tugasnya dengan baik. Oleh karena itu, hal
mendasar yang harus ditanamkan dalam diri setiap guru adalah motivasi agar
mereka bersemangat dalam menjalankan tugasnya di sekolah.
3.
Kinerja adalah hasil
atau taraf kesuksesan yang dicapai oleh seseorang dalam bidang pekerjaannya
menurut kriteria tertentu dan dievaluasi oleh orang-orang tertentu terutama
atasan pegawai yang bersangkutan.
4.
Keterampilan-keterampilan
yang diperlukan oleh kepala sekolah dalam upaya meningkatkan motivasi dan
kinerja guru adalah: keterampilan konseptual, keterampilan hubungan dan
keterampilan tehnikal.
B. Saran
Dalam
menjalankan upaya untuk meningkatkan motivasi dan kinerja guru, seorang kepala
sekolah sebaiknya terlebih dahulu mengenal dan memahami watak dan kepribadian
masing-masing guru yang akan dibimbingnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Amalia,
Heruni. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Yogyakarta: Gema Insani
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2008. Guru dan Anak Didik
dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Handayani,
Anita. 2009. Konsep Kepemimpinan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Handoko.
2005. Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Kartono,
Kartini. 1990. Pemimpin dan Kepemimpinan.
Jakarta: Rajawali Pers
Maryati.
2009. Guru Profesional. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Mulyasa.
2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional
Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Ratutiro.
2008. Analisis Administrasi Manajemen dan
Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Soetopo.
2004. Kepemimpinan di Masa Sekarang dan
Masa Yang Akan Datang. Semarang: SIC
Wahjosumidjo.
2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar