Kamis, 02 April 2015

Contoh Makalah Kepala Sekolah



BAB  I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang kehidupan. Dengan manajemen, kinerja sebuah organisasi dapat berjalan secara maksimal. Demikian juga dengan lembaga pendidikan. Dengan manajemen yang baik, maka sebuah institusi pendidikan akan dapat berkembang secara optimal sebagaimana diharapkan. Manajemen pendidikan di Indonesia merupakan titik sentral dalam mewujudkan tujuan pembangunan Sumber Daya Manusia. Masalah manajemen pendidikan merupakan salah satu masalah pokok yang menimbulkan krisis dalam dunia pendidikan Indonesia. Kondisi ini disebabkan karena tidak adanya tenaga-tenaga administrator pendidikan yang profesional. Oleh karena itu, hal penting yang harus dipertimbangkan bagi sebuah institusi pendidikan adalah adanya tenaga administrator pendidikan yang profesional. Dalam pengelolaan administrasi pendidikan, diperlukan kualitas personil yang memadai, dalam arti penempatan orang yang tepat sesuai dengan kompetensi yang diperlukan untuk kinerja yang efektif dan efisien.
Faktor manajemen merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan efek terhadap kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru, dan prestasi belajar siswa.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan pendidikan. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa,2004:4).
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah adalah pimpinan di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang efektif dan efisien.
Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.
Sardiman (2005:125) mengemukakan bahwa guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahkan dan menuntun siswa dalam belajar.
Dalam usaha mewujudkan tujuan pendidikan, manajemen merupakan faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, agar pendidikan dapat maju, maka harus dikelola oleh administrator pendidikan yang profesional. Disamping pentingnya administrator pendidikan yang profesional, usaha yang penting dalam pencapaian tujuan pendidikan adalah kerjasama yang baik antara semua unsur yang ada, termasuk mendayagunakan seluruh sarana dan prasarana pendidikan. Dalam konteks inilah, administrator pendidikan memegang peranan yang cukup penting.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 1992 pasal 3 ayat 3 dijelaskan bahwa pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah. Kepala sekolah sebagai salah satu pengelola satuan pendidikan juga disebut sebagai administrator, dan disebut juga sebagai manajer pendidikan. Maju mundurnya kinerja sebuah organisasi ditentukan oleh sang manajer. Kepala sekolah sebagai manajer merupakan pemegang kunci maju mundurnya sekolah.
Dalam pelaksanaan tugasnya mendidik, guru memiliki sifat dan perilaku yang berbeda. Ada yang bersemangat dan penuh tanggung jawab, ada juga guru yang dalam melakukan pekerjaan itu tanpa dilandasi rasa tanggung jawab. Selain itu, ada juga guru yang sering membolos, datang tidak tepat pada waktunya dan tidak mematuhi peraturan yang ada. Dengan adanya guru yang mempunyai kinerja rendah, sekolah akan sulit untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan.
Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa untuk meningkatkan profesionalisme guru diperlukan kesadaran dan tanggung jawab yang penuh dalam diri seorang guru. Hal ini dapat diupayakan dengan meningkatkan peranan kepala sekolah dalam membimbing bawahannya untuk melaksanakan tugas sebagaimana mestinya.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, masalah yang dibahas dapat dirumuskan yaitu bagaimana pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi dan kinerja guru.  

 C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi dan kinerja guru adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dimana diawali dengan peningkatan sumber daya pengajar melalui peningkatan motivasi dan kinerja guru.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.      Memberikan  informasi kepada kepala sekolah tentang peningkatan motivasi dan kinerja bagi guru
2.      Sebagai bahan acuan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru    








BAB II
KAJIAN TEORI

A.  Konsep Kepemimpinan
Teori kepemimpinan merupakan suatu penggeneralisasian dari suatu seri fakta perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinan, dengan menekankan latar belakang historis, sebab musabab timbulnya kepemimpinan, persyaratan untuk menjadi pemimpin, sifat-sifat yang diperlukan oleh seorang pemimpin, tugas-tugas pokok pemimpin dan fungsinya, serta etika profesi yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin.         
Anita Handayani (2009: 4) menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan dari kelompok tersebut.
Sedangkan Heruni Amalia (2008: 3) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam memberikan pengaruh kepada orang lain untuk melakukan sesuatu yang merupakan tujuan bersama.
Adapun Soetopo (2004:1) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan bersama.
Sedangkan menurut Handoko (2005:294) bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai sasaran.
Dari berbagai pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpian untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk bekerjasama mencapai suatu tujuan kelompok.
Kartini Kartono (1990: 44) menjelaskan bahwa pemimpin yang baik harus pandai menjunjung martabat diri dan harga diri, namun dia tidak angkuh, sombong dan menganggap dirinya paling super dalam segala hal. Dia dihormati oleh lingkungannya, namun dia juga menghormati sesama dan orang-orang yang dipimpinnya karena dia selalu pandai dalam bertimbang rasa.   Dia juga selalu bersikap rendah hati, tanpa disertai rendah diri, sehingga sikapnya selalu terbuka serta reseptif, tanpa dibebani oleh perasaan-perasaan superior yang bisa membuat dirinya menjadi angkuh dan sewenang-wenang terhadap lingkungannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka diketahui bahwa kriteria seorang pemimpin (kepala sekolah) yang ideal adalah:
1.      Menjunjung martabat diri dan harga diri
2.      Tidak angkuh, sombong dan menganggap diri sendiri paling super dalam segala hal
3.      Pandai bertimbang rasa sehingga ia menghormati sesama dan bawahannya
4.      Bersikap rendah hati tanpa disertai rendah diri
5.      Selalu bersikap terbuka
6.      Tidak sewenang-wenang terhadap lingkungannya
           Kepemimpinan yang efektif selalu memanfaatkan kerja sama dengan bawahan untuk mencapai cita-cita organisasi. Dengan cara seperti itu pemimpin akan banyak mendapat bantuan pikiran, semangat, dan tenaga dari bawahan yang akan menimbulkan semangat bersama dan rasa persatuan, sehingga akan memudahkan proses pendelegasian dan pemecahan masalah yang semuanya memajukan perencanaan pendidikan.
Wahjosumidjo (2002:4) mengemukakan bahwa deskripsi tugas dan tanggung jawab seorang pemimpin, dalam hal ini kepala sekolah  dapat dilihat dari dua fungsi, yaitu kepala sekolah sebagai administrator dan sebagai supervisor. Kepala sekolah sebagai administrator di sekolah  mempunyai tugas dan tanggung jawab atas seluruh proses manajerial yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan terhadap seluruh bidang garapan yang menjadi tanggung jawab sekolah . Bidang garapan manajemen tersebut dapat meliputi bidang personalia, siswa, tata usaha, kurikulum, keuangan, sarana dan prasarana, hubungan sekolah  dan masyarakat serta unit penunjang lainnya.
Sedangkan, kepala sekolah  sebagai supervisor berkaitan dengan kegiatan–kegiatan pelayanan terhadap peningkatan kemampuan profesionalisme guru dalam rangka mencapai proses pembelajaran yang berkualitas. Untuk dapat melakukan tugas dan tanggung jawab tersebut, kepala sekolah  perlu memiliki berbagai kemampuan yang diperlukan. Menurut Katz bahwa kemampuan manajerial itu meliputi technical skill (kemampuan teknik), human skill (kemampuan hubungan kemanusiaan), dan conceptual skill (kemampuan konseptual). Kemampuan teknik adalah kemampuan yang berhubungan erat dengan penggunaan alat-alat, prosedur, metode dan teknik dalam suatu aktivitas manajemen secara benar (working with things). Sedangkan, kemampuan hubungan kemanusiaan merupakan kemampuan untuk menciptakan dan membina hubungan baik, memahami dan mendorong orang lain sehingga mereka bekerja secara suka rela, tiada paksaan dan lebih produktif (working with people). Kemampuan konseptual adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan, dan memadukan semua kepentingan serta kegiatan organisasi. Dengan kata lain, kemampuan konseptual ini terkait dengan kemampuan untuk membuat konsep (working with ideas) tentang berbagai hal dalam lembaga yang dipimpinnya (Wahjosumidjo (2002:14).
Seiring dengan perubahan paradigma desentralisasi pendidikan dan otonomisasi sekolah/madrasah dengan diberlakukannya suatu model manajemen school based management, maka kepala sekolah sebagai top manajemen di sekolah  mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis. Bahkan menurut hasil studi dari Lipham disebutkan bahwa keberhasilan suatu sekolah (madrasah) sangat ditentukan oleh kemampuan kepala madrasah/sekolah dalam mengelola dan memimpin lembaganya.
B.                             Kinerja Guru
         Kinerja (performance) merupakan aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya.  Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut merupakan pengekspresian seluruh potensi dan kemampuan yang dimiliki seseorang serta menuntut adanya kepemilikan yang penuh dan menyeluruh. Dengan demikian, munculnya kinerja seseorang merupakan akibat dari adanya suatu pekerjaan atau tugas yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan profesi dan job deskcription individu yang bersangkutan. Sebutan guru dapat menunjukkan suatu profesi atau jabatan fungsional dalam bidang pendidikan dan pembelajaran, atau seseorang yang menduduki dan melaksanakan tugas dalam bidang pendidikan dan pembelajaran.
Berdasarkan pengertian tentang kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai seseorang dalam bidang pekerjaannya menurut kriteria tertentu dan dievaluasi oleh orang-orang tertentu terutama atasan pegawai yang bersangkutan.
Kinerja yang dilakukan oleh guru akan bernilai tinggi jika didukung oleh beberapa faktor pendukung.  Maryati (2009: 2) menjelaskan bahwa faktor pendukung tingginya kinerja guru ada dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri guru itu sendiri, seperti motivasi, semangat bekerja, keinginan yang kuat untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan sebagainya. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri guru, seperti kondisi sekolah, peranan kepala sekolah,  keadaan anak didik, perlengkapan tugas yang lengkap dan sebagainya. Semua faktor-faktor tersebut turut menentukan tinggi atau rendahnya kinerja guru.
C.                             Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di mesjid, di surau atau mushalla, di rumah dan sebagainya. Namun guru yang dibahas pada penelitian ini adalah guru yanhg bertugas melaksanakan kegiatan pendidikan di lembaga pendidikan formal atau sekolah.
Syaiful Bahri Djamarah (2008:37).menjelaskan, “Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi”.
Uraian di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: tugas guru untuk mendidik berarti guru berkewajiban untuk meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik, tugas guru sebagai pengajar berarti guru berkewajiban untuk meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik, sedangkan tugas guru sebagai pelatih berarti guru berkewajiban untuk mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik.
Bila dilihat tugas guru pada umumnya, maka E Mulyasa (2006: 54) membagi tugas tersebut dalam tiga bahagian, yang meliputi: tugas profesional, tugas personal, dan tugas sosial.
Sesungguhnya guru yang bertanggung jawab memiliki beberapa sifat, yang menurut Wens Tanlain dalam Syaiful Bahri Djamarah (2008: 53) adalah:
1)      Menerima dan mematuhi norma, nilai-nilai kemanusiaan
2)      Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani gembira (tugas tidak dijadikan sebagai beban)
3)      Sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatannya serta akibat-akibat yang timbul
4)      Menghargai orang lain, termasuk anak didik
5)      Bijaksana dan hati-hati  (tidak nekat, tidak sembrono, tidak singkat akal)
6)      Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Jadi guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku dan perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan watak anak didik. Dengan demikian, tanggung jawab guru adalah untuk membentuk anak didik agar menjadi orang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa, dan bangsa di masa yang akan datang.
D.   Motivasi Kerja
Etos kerja berhubungan dengan motivasi. Seorang pekerja yang termotivasi maka ia akan memiliki etos kerja yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjan yang menjadi tugasnya.
Motivasi berasal dari bahasa Latin, Mavere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Dipandang dari arti katanya, motivasi berarti pemberian energi untuk membangkitkan dorongan dari dalam diri yang perlu dipenuhi agar  seseorang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya sehingga tercapai tujuannya.
Motivasi hanya dapat diberikan kepada orang-orang yang mampu untuk mengerjakan pekerjaannya. Bagi orang-orang yang tidak mampu mengerjakan pekerjaan tersebut, tidak perlu dimotivasi karena percuma, Memotivasi itu sangat sulit, karena pemimpin sulit untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan yang diperlukan bawahan dari pekerjaan tersebut.
Adapun tujuan dari pemberian motivasi menurut Ratutiro (2008:12) adalah sebagai berikut:
1.           Mendorong gairah dan semangat kerja bawahan
2.           Meningkatkan moral dan kepuasan kerja bawahan
3.           Meningkatkan produktivitas kerja bawahan
4.           Mempertahankan loyalitas dan kestabilan kerja
5.           Meningkatkan kedisiplinan
6.           Mengefektifkan pengadaan bawahan
7.           Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
8.           Meningkatkan kreativitas dan partisipasi bawahan
9.           Meningkatkan kesejahteraan bawahan
10.       Mempertinggi rasa tanggung jawab bawahan terhadap tugas-tugasnya
11.       Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
E. Upaya Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Motivasi dan Kinerja Guru
Dalam posisinya sebagai administrator dan manajer pendidikan, kepala sekolah diharapkan memiliki kemampuan profesional dan keterampilan yang memadai untuk meningkatkan motivasi dan kinerja guru. Apabila guru telah termotivasi dan meningkatkan kinerjanya, berarti kepala sekolah telah berhasil dalam upaya memajukan pendidikan di sekolahnya.
Keterampilan–keterampilan yang diperlukan dalam mencapai keberhasilan sekolah, yaitu keterampilan konseptual, keterampilan hubungan dan keterampilan tehnikal. Keterampilan konseptual meliputi; kemampuan melihat sekolah dan semua program pendidikan sebagai suatu keseluruhan. Keterampilan hubungan manusia meliputi; kemampuan menjalin hubungan kerjasama secara efektif dan efisien dengan personel sekolah, baik secara perorangan maupun kelompok.. Keterampilan tehnikal merupakan kecakapan dan keahlihan yang harus dimiliki kepala sekolah meliputi metode-metode, proses-proses, prosedur dan tehnik pengelolaan kelas.
Dengan kemampuan profesional manajemen pendidikan, kepala sekolah diharapkan dapat menyusun program sekolah yang efektif, menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan membangun unjuk kerja personel sekolah serta dapat membimbing guru melaksanakan proses pembelajaran. Di sekolah, kepala sekolah senantiasa berinteraksi dengan guru bawahannya, memonitor dan menilai kegiatan mereka sehari-hari. Rendahnya kinerja guru akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas yang pada gilirannya akan berpengaruh pula terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Pada kondisi semacam ini, kepala sekolah memegang peranan penting, karena dapat memberikan iklim yang memungkinkan bagi guru berkarya dengan penuh semangat. Dengan keterampilan manajerial yang dimiliki, kepala sekolah membangun dan mempertahankan kinerja guru yang positif.
BAB III
PEMECAHAN MASALAH

Kepala sekolah sangat berperan dalam semua kegiatan pendidikan di sekolah, utamanya di Sekolah Dasar. Selain berfungsi sebagai administrator sekolah, kepala sekolah  juga berfungsi sebagai pengambil kebijakan dan keputusan tertinggi di sekolah sekaligus dapat menindak tegas guru bantunya yang memiliki kinerja rendah atau tidak profesional dalam menjalankan tugas sebagai guru.
Seorang kepala sekolah dapat menunjukkan pengaruhnya sebagai seorang pemimpin apabila mampu menciptakan hasil kerja yang lebih baik. Oleh karena itu, merupakan hal yang sangat menguntungkan apabila para kepala sekolah dapat menerapkan kepemimpinan di sekolah dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru melalui peningkatan motivasi dan kinerja agar menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Hal-hal yang perlu diupayakan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan motivasi dan kinerja guru adalah:
1.        Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani oleh guru
2.        Bertindak sebagai agen perubahan dengan memberikan contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan yang lebih baik
3.        Menciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua komponen pendidikan di sekolah (guru, staf, orang tua siswa, masyarakat, dan pemerintah)
4.        Memberdayakan guru untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif di lingkungan sekolah
5.        Memberikan dorongan kepada guru agar mereka termotivasi untuk melaksanakan tugas dengan baik
6.        Mendengarkan pendapat guru  untuk mengembangkan semangat kerja sama sehingga guru merasa dihargai dan mereka dapat sadar dengan sendirinya untuk meningkatkan kinerjanya sebagai guru yang disiplin dan profesional

        











BAB IV
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi dan kinerja guru ini adalah sebagai berikut:
1.    Kepala sekolah adalah sosok yang sangat berpengaruh terhadap kesuksesan suatu institusi pendidikan. Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus berupaya untuk meningkatkan motivasi dan kinerja guru agar mereka dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik.
2.    Motivasi merupakan aspek yang sangat penting dalam melakukan suatu pekerjaan. Orang yang termotivasi akan melaksanakan tugasnya dengan baik. Oleh karena itu, hal mendasar yang harus ditanamkan dalam diri setiap guru adalah motivasi agar mereka bersemangat dalam menjalankan tugasnya di sekolah.
3.      Kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai oleh seseorang dalam bidang pekerjaannya menurut kriteria tertentu dan dievaluasi oleh orang-orang tertentu terutama atasan pegawai yang bersangkutan.
4.      Keterampilan-keterampilan yang diperlukan oleh kepala sekolah dalam upaya meningkatkan motivasi dan kinerja guru adalah: keterampilan konseptual, keterampilan hubungan dan keterampilan tehnikal. 
B.     Saran
Dalam menjalankan upaya untuk meningkatkan motivasi dan kinerja guru, seorang kepala sekolah sebaiknya terlebih dahulu mengenal dan memahami watak dan kepribadian masing-masing guru yang akan dibimbingnya.

















DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Heruni. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Yogyakarta: Gema Insani
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Handayani, Anita. 2009. Konsep Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Handoko. 2005. Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Kartono, Kartini. 1990. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Pers
Maryati. 2009. Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Ratutiro. 2008. Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Soetopo. 2004. Kepemimpinan di Masa Sekarang dan Masa Yang Akan Datang. Semarang: SIC
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada